Menghidupkan Spirit Ramadhan di Tengah Pandemi Covid-19

Menghidupkan Spirit Ramadhan di Tengah Pandemi Covid-19

Pandemik Covid-19 jangan sampai menghambat ibadah. Terutama di bulan suci, bulan Ramadhan ini. Justru dalam kondisi seperti sekarang ini, spirit bulan puasa harus tumbuh kuat dalam hati. Ini saatnya dekat kepada Sang Khalik. Juga ini saatnya untuk mengasah kepekaan jiwa. Menumbuhkan empati. Banyak berbagi dengan sesama.

Bulan Ramadhan tahun ini memang berbeda. Karena dijalani di tengah kondisi pandemik Covid-19 yang membuat aktivitas sosial, termasuk juga aktivitas ibadah terhambat. Ramadhan yang biasanya semarak, dimana masjid-masjid penuh dengan jamaah, kini sepi karena untuk menghindari potensi penularan virus. Namun, keprihatinan tak mengurangi makna Ramadhan. Justru, ini momentum untuk lebih menguatkan keimanan. Melatih kesabaran. Disiplin. Dan mengasah kepekaan.

” Hadirnya bulan Ramadan selalu disambut dengan antusias oleh umat Islam yang memanfaatkannya dengan memperbanyak amalan dan semakin bertakwa kepada Allah SWT,” kata Intoyo, SE, Kepala Seksi Kelahiran Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Gunungkidul.

Apalagi kemudian, pemerintah memberlakukan kebijakan pembatasan sosial. Sebuah kebijakan untuk membatasi aktivitas sosial dan ekonomi untuk memutus mata rantai penyebaran virus.  Praktis dengan adanya kebijakan ini, aktivitas sosial dan ekonomi, termasuk aktivitas sosial keagamaan dibatasi. Dan, pembatasan ini tak hanya terjadi di Indonesia, melainkan di seluruh dunia. Hampir semua negara di dunia, saat ini  tengah berjuang  menghambat penyebaran virus korona dengan cara yang berbeda-beda. Namun, adanya pembatasan sosial, bukan berarti ibadah tak bisa dilakukan. Mencari pahala berlipat ganda pada bulan suci Ramadan kali  ini memang tidak lagi dilakukan di masjid, cukup dilakukan di rumah saja.

Mengenai makna puasa itu sendiri, tak hanya menahan makan dan minum. Pada prakteknya puasa juga terkait dengan pengendalian hasrat-hasrat lain yang lebih kompleks. Misalnya pengendalian berbagai emosi negatif, seperti marah dan benci.

” Lewat puasa, banyak orang berharap dapat mencapai tahap kematangan diri yang lebih baik dalam kehidupannya, salah satunya mampu memunculkan rasa empati,” ujarnya.

Dukcapil Bisa!!

Sebelumnya Rapat Pleno Penyusunan Perda Adminduk

Ikuti Sosmed Kami

logo dukcapil

Jl. Ksatriyan No.36, Wonosari, Gunungkidul, D.I. Yogyakarta

Sen – Jum: 8:00 – 15:00

Tentang Dukcapil Gunungkidul

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil adalah unsur pelaksana Pemerintah Daerah di Bidang Kependudukan dan Pencatatan Sipil. 

Dukcapil Gunungkidul

Urus Dhewe,
Gampang,
Ora Mbayar!

Duckapil Gunungkidul - MKD © 2023